Jack Draper, salah satu petenis unggulan asal Inggris, kembali mengalami kekecewaan di Wimbledon 2025. Setelah tampil menjanjikan di beberapa turnamen sebelumnya, harapan Draper untuk melaju jauh di Grand Slam kandang harus kandas lebih awal. Pada babak kedua, ia takluk dari mantan finalis Wimbledon, Marin Cilic, dalam pertandingan yang berlangsung sengit.
Dalam duel perdana mereka di ajang resmi, Draper menyerah dengan skor 4-6, 3-6, 6-1, 4-6 pada Kamis (4/7) waktu setempat. Meski sempat bangkit di set ketiga, pengalaman dan kualitas Cilic akhirnya menjadi penentu kemenangan di lapangan rumput yang cukup menantang bagi Draper.
Usai pertandingan, Draper mengungkapkan rasa frustrasinya dengan performa di lapangan rumput tahun ini. “Saya benar-benar kecewa dengan permainan saya di musim rumput kali ini,” ujar Draper dalam konferensi pers. “Saya bahkan masih heran bisa sampai semifinal di Queen’s Club dua minggu lalu, karena saya merasa permainan saya jauh dari optimal.”
Sebagai pemain kidal dengan tinggi mencapai 193 cm, Draper sebenarnya merasa gaya bermainnya cocok dengan permukaan rumput. Namun ia mengakui adaptasinya masih jauh dari kata sempurna. “Saat musim rumput dimulai, saya merasakan ada perbedaan besar dalam cara saya bermain. Ini jadi tantangan yang harus saya taklukkan ke depan,” tambahnya.
Walau kecewa, Draper memberikan apresiasi tinggi untuk Marin Cilic, yang dikenal sebagai petenis berpengalaman dan pernah menjuarai US Open serta menjadi runner-up Wimbledon 2017. Cilic tampil dominan dengan mencatatkan 53 winner dan 16 ace dalam pertandingan tersebut.
“Tak banyak pemain yang bisa membuat saya merasa kehilangan peluang seperti ini,” kata Draper. “Cilic benar-benar mengambil alih permainan dan membuat saya sulit mengembangkan permainan saya sendiri.”
Tekanan sebagai Bintang Tenis Inggris
Sebagai petenis Inggris nomor satu, Draper menyadari sorotan publik dan media yang besar kepadanya. Ia pun menaruh hormat pada legenda tenis Inggris Andy Murray, dua kali juara Wimbledon, saat diminta membandingkan tekanan yang dihadapi.
“Melihat apa yang dicapai Andy di sini sungguh luar biasa,” ujar Draper. “Bagi saya, ini bukan soal tekanan, tapi lebih pada performa yang belum maksimal hari ini. Saya kalah dari pemain yang memang lebih baik.”
Meski tersingkir lebih awal, Draper tetap optimistis dan bertekad mengembangkan permainannya, khususnya di lapangan rumput. Ia mengakui persepsi bahwa dirinya akan mudah beradaptasi di rumput karena postur dan gaya bermainnya belum terbukti sepenuhnya.
“Banyak orang mengira saya pasti unggul di rumput karena saya kidal dan tinggi, tapi kenyataannya saya masih minim pengalaman di sini,” jelas Draper. “Saya sangat termotivasi untuk membalikkan keadaan dan menjadikan rumput sebagai permukaan yang saya kuasai, sama seperti yang saya lakukan dengan clay tahun ini.”
Di luar Wimbledon, Draper masih memiliki musim yang menjanjikan. Dengan catatan 29 kemenangan dan 9 kekalahan di tahun 2025, ia berada di peringkat keempat dalam PIF ATP Live Race To Turin, yang menjadi klasemen menuju ATP Finals.
Namun posisinya masih bisa berubah tergantung hasil rival-rival terdekatnya seperti Taylor Fritz dan Novak Djokovic yang masih melaju di Wimbledon. Meski demikian, Draper tetap yakin bahwa peluangnya menuju ATP Finals masih terbuka lebar.