Seri ke-11 MotoGP Jerman 2025 di Sachsenring, Jerman, menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para penggemar balap motor, terutama oleh Marc Marquez. Pembalap asal Cervera, Spanyol, ini dikenal sangat menguasai sirkuit yang memiliki banyak tikungan ke kiri atau berlawanan arah jarum jam tersebut. Dengan catatan 11 kemenangan beruntun di berbagai kelas mulai dari 125cc hingga MotoGP, Marquez seakan siap kembali mengukir sejarah di akhir pekan balap yang digelar pada 11-13 Juli 2025.

Kepercayaan diri Marquez pun semakin menguat setelah penampilan impresif di dua balapan terakhir di Mugello, Italia dan Assen, Belanda, meskipun kedua lintasan tersebut bukan favoritnya. Sementara itu, pesaing utamanya di Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, justru menghadapi tekanan berat akibat sikap netral tim Ducati yang membebaskan kedua pembalapnya untuk bertarung habis-habisan.

Sejarah Gemilang Marc Marquez di Sachsenring

Sachsenring memang menjadi sirkuit favorit Marc Marquez. Sejak 2010, ia telah meraih 11 kemenangan berturut-turut di GP Jerman, dimulai dari kelas 125cc, Moto2, hingga MotoGP. Kemenangan terakhirnya di Sachsenring makin mengesankan karena ia meraih hasil itu meski sedang berjuang melawan cedera lengan kanan yang memerlukan tiga operasi.

Namun, catatan Marquez tidak selalu mulus. Pada Sprint MotoGP Jerman 2023, ia hanya mampu finis di posisi ke-11 dan sempat kehilangan semangat saat masih membela Honda. Tahun lalu, dengan motor Ducati yang sudah tidak terlalu kompetitif, Marquez berhasil finis kedua meski memulai balapan dari posisi 13 setelah mengalami gangguan dari rivalnya di sesi kualifikasi.

Penampilan Konsisten di Lintasan Tak Favorit

Meski Sachsenring adalah sirkuit andalannya, performa Marquez di trek anti-clockwise lain seperti Circuit of the Americas (COTA) tidak selalu stabil. Di Amerika, Marquez sempat memimpin balapan setelah meraih pole position dan kemenangan Sprint, namun kemudian terjatuh saat sudah jauh meninggalkan pesaing.

Kebalikannya, di Mugello dan Assen yang bukan trek favoritnya, Marquez justru tampil gemilang dengan finis di posisi pertama dan kedua. Mantan pembalap dan analis Stefan Bradl menyatakan bahwa performa Marquez musim ini menunjukkan bahwa pembalap berjuluk ‘The Alien’ sudah dalam kondisi prima dan siap kembali menguasai Sachsenring.

Persaingan Internal Ducati: Marquez vs Bagnaia

Persaingan di dalam tim Ducati Lenovo antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia menjadi sorotan utama jelang MotoGP Jerman 2025. Stefan Bradl mengungkapkan bahwa hanya satu pembalap yang akan memegang kendali di tim tersebut. Bagnaia, yang sebelumnya dianggap andalan Ducati, kini mulai kehilangan posisi setelah terus-menerus kalah dari Marquez dan adiknya, Alex Marquez.

Iklan

“Sebagai pembalap tuan rumah, Bagnaia berada dalam posisi yang sulit,” ujar Bradl. “Marc telah menunjukkan performa luar biasa dengan motor GP23 tahun lalu, dan dengan dukungan penuh pabrikan, hanya satu pembalap yang akan memimpin.”

Bradl juga menambahkan bahwa Ducati memilih sikap netral dengan membebaskan kedua pembalapnya untuk bertarung secara bebas, yang ternyata sangat disukai oleh Marquez. Reputasi Marquez sebagai pembalap yang mampu menghancurkan rekan setimnya sudah terkenal, bahkan dua legenda MotoGP, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo, memutuskan pensiun lebih cepat setelah menjadi tandemnya.

Dukungan Pabrikan dan Dampaknya pada Bagnaia

Menurut Bradl, kehadiran Marquez sebagai kandidat kuat juara dunia memberikan tekanan tambahan bagi Bagnaia. “Pecco telah kehilangan gelar juara dunia dari Jorge Martin, dan sekarang harus menghadapi persaingan dengan Marquez yang didukung penuh oleh pabrikan,” jelasnya.

Situasi ini membuat posisi Bagnaia semakin sulit, terutama karena Ducati tidak membatasi persaingan internal mereka. Hal ini menjadi ujian besar bagi pembalap asal Italia tersebut untuk kembali membangun kepercayaan dirinya menjelang balapan di Sachsenring.

Dengan semua dinamika ini, MotoGP Jerman 2025 diprediksi akan menjadi salah satu seri paling menarik musim ini, di mana Marquez berpeluang besar untuk kembali berjaya, sementara Bagnaia harus berjuang keras mempertahankan posisi di tim Ducati.