Novak Djokovic kembali menunjukkan dominasinya di lapangan rumput Wimbledon. Pada Kamis (3/7), petenis asal Serbia ini dengan mudah melaju ke babak ketiga setelah menaklukkan wakil tuan rumah, Daniel Evans, dengan skor telak 6-3, 6-2, 6-0 dalam waktu 1 jam 47 menit saja.
Kemenangan ini menjadi momen balas dendam bagi Djokovic yang terakhir kali kalah dari Evans lewat straight set di Monte-Carlo Masters 2021. Namun di Centre Court Wimbledon, Djokovic tampil luar biasa, mempertontonkan kualitas kelas dunia yang telah membawanya meraih tujuh gelar di turnamen Grand Slam tertua ini.
Di awal laga, Djokovic sempat kesulitan mengonversi sembilan break point pertamanya. Namun setelah berhasil merebut gim kedelapan di set pertama, ia langsung mengendalikan jalannya pertandingan tanpa memberi kesempatan bagi Evans.
Dengan servis yang sangat tajam, Djokovic hanya kehilangan sembilan poin dari servisnya sepanjang pertandingan, serta kontrol bola yang presisi di kedua sisi lapangan membuat Evans kesulitan. Bahkan slice backhand khas Evans yang biasanya menyulitkan lawan, kali ini tak berpengaruh banyak terhadap permainan Djokovic.
Djokovic menyudahi pertandingan dengan 46 winner, berbanding hanya 19 dari Evans. Ia juga memenangkan 27 dari 31 poin di net, menunjukkan agresivitas dan presisi luar biasa.
Kemenangan ini membuat catatan musim 2025 Djokovic menjadi 23 kemenangan dan 8 kekalahan, termasuk satu gelar di turnamen Geneva yang menandai titel tour-level ke-100 dalam kariernya.
“Bertanding melawan pemain Inggris di Inggris memang selalu terasa spesial,” ujar Djokovic. “Evans adalah pemain berbakat dan cerdik, tapi hari ini saya merasa sangat siap sejak awal.”
Kemenangan ini membuat Djokovic mencatat penampilan babak ketiga Wimbledon ke-19, terbanyak di era Open untuk tunggal putra, melampaui rekor Roger Federer. Petenis berusia 38 tahun itu kini mengoleksi rekor 99 kemenangan dan 12 kekalahan di lapangan rumput All England Club, hanya butuh satu kemenangan lagi untuk mencapai 100 kemenangan.
“Saya bahkan tak menyangka sudah 19 kali melaju ke babak ketiga di sini,” ujar Djokovic sambil tersenyum. “Ini membuktikan bahwa saya sudah lama bermain tenis. Wimbledon selalu spesial bagi saya dan mencetak sejarah di sini sangat berarti.”
Di babak berikutnya, Djokovic akan menghadapi rekannya sesama petenis Serbia, Miomir Kecmanovic, yang sebelumnya menang empat set atas Jesper de Jong. Meskipun sudah kenal satu sama lain, pengalaman dan mental juara Djokovic tetap membuatnya menjadi unggulan utama.
Djokovic mengaku tidak meremehkan lawannya dan telah mempersiapkan strategi teknis serta taktis secara matang.
“Saya tahu apa yang harus saya lakukan dan merasa mampu menjalankannya dengan baik,” ujar Djokovic. “Ada hari-hari ketika segalanya berjalan sempurna, dan hari ini adalah salah satunya.”
Ambisi Meraih Gelar Wimbledon Kedelapan
Dengan performa yang terus meningkat, Novak Djokovic kembali menegaskan dirinya sebagai kandidat terkuat meraih gelar Wimbledon kedelapan sekaligus Grand Slam ke-25 dalam kariernya.
Meski lawan berikutnya adalah Kecmanovic, Djokovic percaya bahwa setiap pertandingan harus dihadapi dengan fokus maksimal.
“Setiap pertandingan adalah final. Fokus dan rasa lapar harus selalu ada,” tegas Djokovic.
Wimbledon mungkin terus berubah, namun satu hal tetap sama: Novak Djokovic masih menjadi raja lapangan rumput yang sulit ditaklukkan oleh siapa pun.