Iga Swiatek tampil luar biasa dalam final Wimbledon 2025 dengan mengalahkan Amanda Anisimova 6-0, 6-0 secara dominan. Kemenangan ini menandai gelar Wimbledon pertamanya sekaligus gelar grand slam keenam dalam kariernya yang gemilang.
Setelah pertandingan, Swiatek yang berusia 24 tahun dari Polandia tampak terharu dan tak percaya dengan pencapaiannya. Ia bersiap menerima trofi Venus Rosewater Dish dari Putri Wales, sebuah momen yang sangat spesial bagi petenis muda ini.
Swiatek membuka laga dengan mematahkan servis Anisimova pada game pertama dan hanya membutuhkan 57 menit untuk memastikan kemenangan mutlak. Ini menjadikannya wanita Polandia pertama yang menjuarai Wimbledon. Kemenangan dengan skor 6-0, 6-0 di final grand slam adalah yang ketiga dalam sejarah, dan yang kedua di era Open setelah Steffi Graf mencetaknya pada French Open 1988.
“Dia bermain sangat baik sejak awal,” ujar Anisimova yang mengakui keunggulan lawannya. “Saya merasa gugup dan mungkin sedikit kelelahan setelah dua minggu bertanding. Swiatek adalah pemain luar biasa dan benar-benar pantas menang.”
Rekor dan Perjalanan Karier Swiatek
Kemenangan ini menandai kemenangan ke-100 Swiatek di turnamen grand slam dalam 120 pertandingan, menjadikannya wanita tercepat mencapai angka tersebut sejak Serena Williams pada 2004. Rekornya di final grand slam kini sempurna 6-0, menyamai rekor Monica Seles dan hanya kalah dari Roger Federer di era Open.
Meski telah memenangkan 23 gelar tur tingkat utama dan menjadi pemain dengan gelar terbanyak sejak 2020, tahun ini merupakan tantangan berat bagi Swiatek. Ia mengalami penurunan performa dan peringkat hingga posisi 8 setelah kekalahan di semifinal French Open dari Aryna Sabalenka. Namun, pergantian pelatih dan persiapan matang di lapangan rumput membuahkan hasil manis di Wimbledon.
Usai kekalahan di Roland Garros, Swiatek mengambil kesempatan untuk berlatih intensif di Mallorca dan Jerman, hingga akhirnya mencapai final grass-court pertama di Bad Homburg sebelum Wimbledon dimulai. Selama turnamen Wimbledon, ia hanya kehilangan satu set dan terus meningkatkan performanya hingga mencapai puncak di final.
“Tenis adalah olahraga mental dan butuh kombinasi segala aspek untuk menang,” kata Swiatek. “Di final, stres sangat besar, tapi saya mencoba menikmati setiap momen bermain di Centre Court dan bersenang-senang.”
Perjalanan Anisimova dan Harapan Masa Depan
Untuk Amanda Anisimova, mencapai final Wimbledon merupakan pencapaian berarti setelah melalui masa sulit, termasuk cedera dan kehilangan sang ayah sekaligus pelatih masa kecil. Di usia 23 tahun, Anisimova menjadi petenis Amerika keempat berturut-turut yang mencapai final grand slam dan akan menembus peringkat 10 besar dunia.
Kemenangan Swiatek di Wimbledon 2025 bukan hanya kejutan bagi publik, tapi juga bagi dirinya sendiri. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bisa menjuarai Wimbledon karena sebelumnya sulit menembus babak lanjut. Namun, tanpa tekanan besar, Swiatek mampu menampilkan permainan terbaik dan membuka lembaran baru dalam kariernya di lapangan rumput.