Harapan Korea Selatan untuk bertahan di ajang FIVB Volleyball Nations League (VNL) 2025 kian menipis setelah kembali menelan dua kekalahan beruntun di pekan ketiga turnamen. Tim asuhan Fernando Morales kini berada di posisi juru kunci klasemen sementara dan menghadapi ancaman serius degradasi.

Dalam dua laga awal pekan ketiga, Korea Selatan takluk dari Polandia dan Jepang. Kekalahan dari Jepang pada Kamis (10/7) menjadi yang paling menyesakkan. Meski mampu memberikan perlawanan sengit, Kang Sohwi dan kawan-kawan tak kuasa membendung kekuatan tim peringkat lima dunia itu, kalah dalam tiga set langsung dengan skor ketat di setiap set.

Performa Menurun Usai Kemenangan Perdana

Satu-satunya kemenangan Korea Selatan di VNL 2025 sejauh ini diraih saat menghadapi Kanada di pekan kedua. Kemenangan tersebut sempat menjadi titik balik usai empat kekalahan beruntun di pekan pertama. Namun, alih-alih bangkit, tim Negeri Ginseng justru kembali terpuruk dengan lima kekalahan beruntun sejak saat itu.

Dengan total 1 kemenangan dan 9 kekalahan dari 10 laga, Korea Selatan hanya mampu mengoleksi 4 poin. Catatan tersebut menempatkan mereka di peringkat ke-18 dari 18 peserta posisi terbawah yang berarti ancaman degradasi.

Regulasi Baru: Satu Tim Degradasi Tiap Musim

Perlu diketahui, mulai musim ini, FIVB memberlakukan regulasi baru di mana tim yang finis di posisi terbawah klasemen akhir akan terdegradasi dari VNL, memberi tekanan ekstra bagi Korea Selatan. Sebelumnya, posisi mereka sempat lebih baik dari Serbia yang belum pernah menang. Namun Serbia berhasil mencetak kemenangan perdana di pekan ketiga, membuat Korea tergeser ke dasar klasemen.

Iklan

Jadwal Krusial Tersisa

Korea Selatan masih memiliki dua laga tersisa di pekan ketiga, yaitu melawan Bulgaria (11 Juli) dan Prancis (12 Juli). Kedua laga ini akan sangat menentukan nasib mereka. Jika gagal meraih kemenangan, Korea dipastikan akan terdegradasi dari kompetisi bergengsi ini dan tak akan tampil di VNL 2026.

Fokus dan Konsentrasi Jadi Masalah Utama

Dalam pertandingan melawan Jepang, Korea sebenarnya mampu tampil kompetitif dan mencetak lebih dari 20 poin di setiap set. Namun, kurangnya konsentrasi di poin-poin krusial membuat mereka kerap kehilangan momentum di akhir set.

Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi federasi voli Korea, yang dalam beberapa tahun terakhir berjuang keras untuk membangun kembali kekuatan timnas putri mereka pasca pensiunnya sejumlah pemain kunci.