Harga Dogecoin (DOGE) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir, seiring meningkatnya ketidakpastian politik di Amerika Serikat yang turut mengguncang pasar kripto. Aset digital yang awalnya dikenal sebagai meme coin ini tercatat turun hampir 10% dalam kurun waktu satu minggu, dengan tekanan jual yang kian meningkat.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Jumat (7/6/2025), harga Dogecoin anjlok menjadi sekitar $0,14 atau Rp2.276, setelah sebelumnya sempat stabil di kisaran $0,16 atau Rp2.601. Volume perdagangan harian juga menurun sekitar 15% dalam 24 jam terakhir, menjadi sekitar $1,14 miliar atau Rp18,54 triliun, mencerminkan melemahnya minat investor dalam jangka pendek.
Menurut analis pasar, salah satu pemicu utama turunnya harga Dogecoin adalah meningkatnya ketegangan politik di AS, khususnya menjelang pemilihan presiden yang semakin dekat. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan ekonomi dan regulasi aset digital menjadi faktor utama yang memicu aksi ambil untung para trader kripto.
“Ketidakpastian makroekonomi dan gejolak politik menjelang pemilu membuat investor lebih berhati-hati. Aset berisiko seperti kripto, termasuk Dogecoin, menjadi korban dari arus keluar modal,” ujar Rekt Capital, analis pasar kripto, dalam keterangannya.
Sentimen Sosial Melemah
Di samping faktor eksternal, sentimen sosial terhadap Dogecoin juga mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Santiment, skor sentimen sosial DOGE turun tajam menjadi -1,24 pada pekan pertama Juni, menunjukkan bahwa percakapan di media sosial lebih banyak bersifat negatif dibanding positif.
Fenomena ini terjadi setelah minat terhadap Dogecoin mengalami lonjakan pada Mei lalu, terutama didorong oleh dukungan terbuka dari Elon Musk. Namun, reli tersebut tampaknya tidak bertahan lama karena kurangnya katalis jangka panjang yang solid.
Risiko Breakdown Semakin Nyata
Secara teknikal, grafik harian Dogecoin menunjukkan pola descending triangle, yang menandakan potensi breakdown jika harga terus gagal menembus resistance. Menurut analis dari FXStreet, DOGE berada dalam fase konsolidasi yang berisiko memicu penurunan lebih lanjut menuju support psikologis di $0,12 atau Rp1.950.
Indikator Relative Strength Index (RSI) DOGE juga turun mendekati level oversold, mengindikasikan bahwa tekanan jual masih cukup kuat dalam jangka pendek. Jika breakdown terjadi, maka Dogecoin bisa bergerak menuju level rendah sebelumnya di $0,11 atau Rp1.789, sebelum menemukan minat beli baru.
Volume dan Likuiditas Menipis
Menurunnya volume perdagangan juga mengindikasikan lemahnya minat spekulatif saat ini. Total volume transaksi DOGE dalam 24 jam terakhir hanya mencapai sekitar $1,14 miliar atau Rp18,54 triliun, angka yang relatif rendah jika dibandingkan dengan periode bullish pada awal tahun ini.
Likuiditas pasar yang menipis bisa membuat harga Dogecoin lebih rentan terhadap fluktuasi besar dalam waktu singkat, baik karena aksi jual mendadak maupun akibat berita fundamental tertentu.
Prospek Jangka Menengah, Perlu Katalis Baru
Para analis menilai, Dogecoin memerlukan katalis baru agar bisa kembali menarik minat investor. Meskipun komunitas DOGE tetap aktif, namun pasar membutuhkan lebih dari sekadar dukungan media sosial atau endorsement selebritas.
“Selama tidak ada perkembangan teknis signifikan atau penggunaan riil yang berkembang, maka DOGE akan tetap menjadi aset spekulatif yang mudah terombang-ambing sentimen,” kata analis dari Santiment.
Sementara itu, ketegangan politik dan arah kebijakan ekonomi AS akan terus menjadi faktor penentu bagi seluruh pasar kripto dalam beberapa bulan ke depan. Pasar akan menanti kejelasan dari kandidat presiden AS soal regulasi aset digital sebelum mengambil posisi besar.
Dogecoin kembali berada dalam tekanan setelah mengalami reli singkat bulan lalu. Ketegangan politik di AS, lemahnya sentimen sosial, dan sinyal teknikal yang negatif menjadi kombinasi yang membuat harga DOGE turun tajam.
Dengan volume perdagangan dan likuiditas yang menurun, aset ini berisiko mengalami koreksi lebih dalam kecuali ada katalis kuat dalam waktu dekat.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.