Harga Dogecoin (DOGE) mengalami tekanan jual yang cukup tajam dalam sepekan terakhir. Kripto yang sempat populer berkat dukungan Elon Musk ini turun lebih dari 12% dan kini diperdagangkan di kisaran $0,19 USD atau sekitar Rp3.095 (dengan kurs Rp16.291 per dolar AS).
Kondisi ini memicu kekhawatiran para investor, apakah tren penurunan ini akan terus berlanjut atau justru menjadi awal dari reli berikutnya?
Namun di tengah sentimen pasar yang lesu, seorang analis kripto bernama TradingShot memberikan pandangan yang cukup optimistis.
Melalui analisis teknikalnya yang kami kutip dari Bitcoinist.com, ia memproyeksikan bahwa harga Dogecoin masih punya peluang untuk melesat signifikan pada akhir tahun ini.
Pantulan dari MA200 dan Sinyal Golden Cross
TradingShot menyoroti bahwa Dogecoin saat ini masih mengikuti struktur Fibonacci Channel Up jangka panjang. Dalam struktur ini, DOGE baru saja memantul dari 1W MA200 (Moving Average 200 mingguan), level yang sebelumnya menjadi dasar siklus pada awal April lalu.
Saat ini, DOGE sedang konsolidasi di area 1W MA50, yang dalam siklus-siklus sebelumnya menjadi titik awal reli besar.
Salah satu sinyal positif yang mendukung potensi kenaikan adalah terbentuknya Golden Cross pada grafik mingguan DOGE. Formasi teknikal ini, yang terjadi ketika MA jangka pendek menembus MA jangka panjang dari bawah ke atas, sering dianggap sebagai pertanda awal bull run dalam dunia kripto.
Proyeksi Akhir Tahun
Dalam proyeksi akhirnya, TradingShot mengungkapkan dua level target harga DOGE untuk akhir tahun 2025:
- Fair value target: $1,00 USD (setara Rp16.291)
- Optimistic target: $3,50 USD (setara Rp57.019)
Target pertama didasarkan pada ekstensi Fibonacci 1.0 dan berada di zona MMB 3SD (Mayer Multiple Bands), yang menurut analis ini sering kali dicapai DOGE pada akhir siklus bull.
Sementara itu, target optimistis $3,50 mengacu pada level 1.618 Fibonacci, yang juga pernah dicapai DOGE saat puncak bull market Mei 2021.
Namun, untuk mencapai target tersebut, DOGE harus lebih dulu menembus MMB 2SD, yang saat ini sudah disentuh, dan melanjutkan reli menuju MMB 3SD.
Tekanan Makro Masih Jadi Hambatan
Di sisi lain, kondisi makroekonomi global masih menjadi tantangan. Peningkatan tarif baja di AS, melemahnya data ketenagakerjaan, dan ketegangan geopolitik di Ukraina memicu ketidakpastian di pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Hal ini membuat altcoin seperti Dogecoin dan XRP mencatat penurunan lebih dalam dibanding Bitcoin dalam beberapa hari terakhir.
Meski begitu, beberapa analis percaya bahwa tekanan ini bersifat sementara. Jika Dogecoin mampu mempertahankan struktur teknikal dan sentimen pasar membaik menjelang akhir tahun, maka harga Rp16.000 bahkan Rp57.000 bukanlah hal yang mustahil.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.