Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, saat ini memasuki fase konsolidasi penting di tengah ketidakpastian pasar.
Pergerakan harga ETH yang stagnan di kisaran $2.500–$2.800 atau setara Rp40,7 juta hingga Rp45,6 juta, memunculkan dua kemungkinan besar: breakout ke atas atau koreksi lebih dalam.
Sejak awal Mei, Ethereum mencatat reli kuat yang sempat mendorong harga di atas $2.400. Namun, setelah momentum itu mereda, ETH kini bergerak dalam pola sideways yang cukup ketat.
Analis teknikal melihat formasi symmetrical triangle dan ascending triangle, yang keduanya menandakan potensi pergerakan besar yang akan datang.
Menurut analis Captain Faibik, ETH telah membentuk segitiga simetris multi-tahun sejak 2021. Jika Ethereum berhasil menembus resistance di $3.500 (sekitar Rp57 juta), maka potensi menuju $12.000 (Rp195 juta) tetap terbuka dalam jangka panjang.
Namun, di sisi lain, analis dari TradingView dan Coinspeaker mengamati pola ascending triangle dalam time frame harian.
Resistance kuat terlihat di zona $2.750–$2.800 (Rp44,8 juta–Rp45,6 juta). Breakout dari zona ini berpotensi membawa ETH ke $3.800–$4.000 (Rp61,8 juta–Rp65,1 juta).
Breakout atau Koreksi?
Beberapa indikator teknikal mendukung potensi breakout:
- RSI (Relative Strength Index) berada di angka sekitar 63, menandakan tren bullish yang belum overbought.
- MACD (Moving Average Convergence Divergence) menunjukkan sinyal crossover positif yang mulai terbentuk.
Namun, bila resistance tidak tertembus, ETH bisa mengalami penolakan dan turun kembali ke level support:
- Support pertama di $2.600 (Rp42,3 juta)
- Support kritikal di $2.500 (Rp40,7 juta)
Jika support ini gagal, ETH berisiko turun ke $2.300 (Rp37,4 juta) atau bahkan $2.200 (Rp35,8 juta).
Analis Carl Runefelt dari The Moon Show menyatakan, “Ethereum menunjukkan kepercayaan diri dengan tetap bertahan dalam pola triangle. Tapi penolakan berikutnya bisa membuka jalan menuju koreksi.”
Kesamaan Dengan Siklus Bull Bitcoin 2020
Beberapa analis seperti Ted Pillows dan Crypto Jelle menyebut bahwa siklus ETH saat ini menyerupai pola Bitcoin pada awal 2020. ETH telah mencetak empat candle mingguan berturut-turut sejak April 2025, serupa dengan apa yang terjadi pada BTC sebelum melesat ke level tertinggi sepanjang masa. Jika pola ini berlanjut, ETH berpotensi mencetak harga tertinggi baru dalam siklus ini.
Namun tentu saja, semua skenario tersebut tetap bergantung pada breakout valid di atas resistance utama dan konfirmasi volume perdagangan.
Dengan formasi teknikal yang mendukung breakout, investor tetap disarankan untuk memantau volume perdagangan dan level resistance-resistance kunci seperti $2.750 dan $3.500.
Namun, jika tekanan jual meningkat dan ETH gagal mempertahankan support di $2.500, penurunan menuju level $2.300 bisa terjadi. Bagi trader, momen ini bisa menjadi titik masuk strategis — tetapi tetap perlu manajemen risiko yang baik.
Sumber: Tradingview.com, Coinspeaker.com
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.