Perubahan posisi bos tim dalam dunia Formula 1 selalu menjadi sorotan utama, terlebih saat sosok sebesar Christian Horner harus digantikan. Kini, Red Bull mempercayakan tongkat estafet kepemimpinan mereka kepada Laurent Mekies, seorang figur yang sudah sangat familiar dengan dunia balap dan organisasi Red Bull secara keseluruhan.

Kedatangan Mekies disambut dengan optimisme bahwa ia mampu membawa tim kembali ke jalur kemenangan. Dengan rekam jejak yang kuat dan pendekatan yang matang, sosok ini dipandang sebagai kandidat tepat untuk menghadapi tantangan besar di musim depan.

Pengalaman dan Kepemimpinan Laurent Mekies

Laurent Mekies bukanlah wajah baru di Formula 1. Karirnya dimulai sejak 2001 di tim Arrows, kemudian berlanjut sebagai race engineer di Minardi, dan akhirnya menjadi chief engineer saat tim itu bertransformasi menjadi Toro Rosso, yang kini dikenal sebagai Racing Bulls.

Pengalaman luasnya mencakup berbagai peran penting, termasuk sebagai direktur olahraga Ferrari dan kemudian menjadi racing director serta wakil kepala tim di Maranello. Pada awal 2024, Mekies kembali ke Red Bull Racing Bulls sebagai team principal, di mana ia berhasil memperbaiki performa tim secara signifikan.

Berbeda dengan gaya bos tim yang suka mengumbar pencapaian, Mekies lebih memilih bekerja secara tenang dan membiarkan hasil yang berbicara. Ia dikenal memiliki kemampuan untuk memaksimalkan potensi pembalap muda dan membangun tim pendukung yang solid, seperti Alan Permane dan Tim Goss.

Keterlibatannya dalam pengembangan fasilitas baru di kampus Red Bull Milton Keynes juga memberi Mekies wawasan mendalam tentang operasi internal perusahaan, yang menjadi nilai tambah dalam memimpin tim utama Red Bull.

Tantangan Besar Menanti di Red Bull

Posisi Red Bull saat ini di peringkat ketujuh klasemen konstruktor menunjukkan bahwa perjalanan menuju puncak masih panjang. Mekies harus menstabilkan tim yang sempat mengalami gejolak dalam 18 bulan terakhir, terutama setelah kepergian Horner yang cukup mengejutkan.

Iklan

Selain itu, ia harus meyakinkan Max Verstappen dan timnya bahwa ada rencana jelas untuk menghadirkan mobil balap yang kompetitif demi meraih kemenangan dan gelar juara dunia. Mekies juga diharapkan mampu mengembalikan performa Yuki Tsunoda yang sempat menurun sejak bergabung dengan tim utama Red Bull.

Masalah infrastruktur, seperti pembangunan terowongan angin baru di Milton Keynes, adalah tantangan yang harus dihadapi Mekies tanpa solusi cepat. Ia juga harus mengawasi pengembangan mesin baru untuk musim 2026, yang merupakan proyek besar dan penuh ketidakpastian.

Kegagalan dalam pengembangan mesin ini bisa berdampak serius bagi masa depan Red Bull dalam persaingan melawan rival seperti Mercedes dan Honda.

Memimpin tim sebesar Red Bull bukan perkara mudah, terutama dengan tekanan tinggi dan harapan besar. Namun, dengan pengalaman, kemampuan manajemen, dan pemahaman mendalam tentang organisasi, Laurent Mekies memiliki modal kuat untuk membawa Red Bull kembali ke jajaran teratas Formula 1.

Perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan, tapi langkah pertama sudah diambil untuk membangun kembali kejayaan tim ikonik ini.