Harga Bitcoin turun tajam pada Jumat malam, menyentuh level terendah dalam sepekan terakhir di bawah $104.000. Koreksi harga ini terjadi di tengah kombinasi tekanan geopolitik, kebijakan regulasi ketat dari Tiongkok, dan gelombang likuidasi besar-besaran di pasar kripto global.
Data dari CoinDesk menunjukkan bahwa Bitcoin sempat diperdagangkan pada level $103.900 sebelum pulih tipis ke sekitar $104.190, mencatat penurunan harian sebesar 2,1 persen. Penurunan ini menyeret indeks kripto CoinDesk 20 turun lebih dalam, yakni 4,2 persen.
Ketegangan AS-Tiongkok Jadi Faktor Pemicu
Anjloknya harga Bitcoin terjadi setelah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Mantan Presiden AS, Donald Trump, dalam pernyataan publik menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan tarif perdagangan. Pernyataan tersebut memicu gejolak di pasar global, termasuk pasar aset digital, yang dikenal sensitif terhadap ketidakpastian geopolitik.
China Kembali Perketat Larangan Kripto
Selain faktor geopolitik, penurunan harga juga dipengaruhi oleh kebijakan terbaru dari pemerintah Tiongkok. Pada Jumat pagi, Beijing mengumumkan larangan baru terhadap kepemilikan aset digital, termasuk Bitcoin. Kebijakan ini berdampak langsung terhadap pergerakan harga kripto global.
Pengumuman tersebut memicu aksi jual yang masif di pasar Asia, menyebabkan volatilitas tinggi pada sejumlah aset digital, khususnya altcoin yang lebih sensitif terhadap kebijakan regulasi
Likuidasi Lebih dari $800 Juta dalam 24 Jam
Menurut data dari CoinGlass, pasar kripto mengalami likuidasi posisi senilai lebih dari $827 juta dalam 24 jam terakhir. Sebagian besar berasal dari posisi long, yang mencerminkan ekspektasi kenaikan harga dari para trader.
Bitcoin mencatatkan nilai likuidasi tertinggi sebesar $222 juta, diikuti oleh Ethereum ($122 juta) dan Dogecoin. Penurunan harga yang tajam dalam waktu singkat membuat banyak investor terkena margin call dan posisi mereka ditutup secara otomatis oleh platform perdagangan
Analis: Koreksi Bisa Berlanjut ke Bawah $100.000
Laporan dari Cointelegraph mengungkapkan bahwa beberapa analis memperkirakan penurunan harga saat ini sebagai bagian dari koreksi yang lebih dalam. Data on-chain dari platform analisis CryptoQuant menunjukkan bahwa metrik permintaan Bitcoin berada pada titik jenuh, dengan pertumbuhan permintaan 30 hari terakhir mendekati puncak sebelumnya di Desember 2024.
Analis juga mencatat bahwa aktivitas profit-taking dari investor besar (whale) mengalami peningkatan, yang kerap menjadi sinyal perlambatan tren naik jangka pendek.
Level Psikologis $100.000 Jadi Fokus Pasar
Sejumlah analis memprediksi bahwa harga Bitcoin dapat turun ke level $100.000 dalam beberapa hari ke depan sebelum mengalami rebound. Namun, skenario jangka menengah tetap positif dengan proyeksi target antara $130.000 hingga $150.000 masih dianggap realistis oleh sebagian pelaku pasar, jika dukungan teknikal dan sentimen makroekonomi kembali menguat.
Penurunan Bitcoin ke level terendah minggu ini mencerminkan sensitivitas pasar kripto terhadap faktor eksternal, terutama ketegangan geopolitik dan regulasi. Meski koreksi saat ini cukup tajam, sebagian analis melihatnya sebagai fase konsolidasi wajar dalam siklus pasar yang lebih besar.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.