Crypto

Harga Bitcoin di Fase Konsolidasi Setelah Cetak Rekor, Analis Evaluasi Risiko Koreksi

Setelah mencetak rekor tertinggi baru di level US$112.000 (sekitar Rp1,79 miliar) pada 22 Mei lalu, harga Bitcoin (BTC) kini mengalami fase konsolidasi.

Di awal pekan ini, aset kripto terbesar di dunia itu tertahan di kisaran US$105.000 atau sekitar Rp1,68 miliar, memunculkan evaluasi dari para analis terkait potensi koreksi dalam waktu dekat.

Sejak 1 Juni, BTC diperdagangkan dalam rentang sempit antara US$103.861 dan US$105.820. Meskipun tidak ada gelombang aksi jual besar, volume perdagangan yang cenderung rendah menandakan pelaku pasar masih menunggu arah selanjutnya.

Menurut laporan Asia Crypto News, permintaan terhadap Bitcoin dalam 30 hari terakhir mencapai 229.000 BTC, mendekati puncak siklus Desember 2024 sebesar 279.000 BTC. Di sisi lain, saldo kepemilikan investor besar (whales) naik sebesar 2,8%, yang biasanya menandakan perlambatan fase akumulasi.

Sinyal On-Chain Tunjukan Campuran Antara Bullish dan Waspada

CryptoQuant melaporkan Bull Score Index Bitcoin masih tinggi di angka 80, menunjukkan momentum positif. Namun, tingginya margin keuntungan dan peningkatan permintaan juga bisa menjadi tanda awal kejenuhan pasar atau potensi koreksi jangka pendek.

Di sisi lain, analisis dari CCN menunjukkan bahwa Realized HODL Ratio (RHODL) — metrik yang membandingkan aktivitas pemegang jangka pendek dan jangka panjang — sedang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang jangka panjang masih dominan, menandakan pasar mungkin belum mencapai puncak siklusnya.

Data dari IntoTheBlock menunjukkan area dukungan kuat berada di kisaran US$92.703–US$105.314 (sekitar Rp1,48–Rp1,68 miliar). Sementara itu, volume pembelian BTC di atas US$105.425 relatif lebih sedikit, menandakan bahwa BTC mungkin belum menghadapi tekanan jual besar dalam waktu dekat.

Resistance teknikal utama berikutnya berada di US$107.743 dan US$112.072. Jika berhasil menembus, Bitcoin berpeluang mencetak rekor tertinggi baru. Namun jika gagal, harga dapat kembali menguji dukungan di US$101.000 hingga US$92.000

Pandangan Para Analis: Dua Skenario

Michaël van de Poppe, CEO MN Capital, menyebutkan bahwa BTC harus kembali menembus US$106.000 agar reli berlanjut. Jika gagal, harga berisiko terkoreksi ke US$101.000 atau bahkan lebih rendah. “Jika kelemahan berlanjut, kita bisa melihat koreksi terakhir di bawah US$101.000,” katanya dalam pernyataan di platform X.

Analis CryptoQuant, Axel Adler Jr., turut menambahkan bahwa cadangan Bitcoin di bursa telah menurun 668.000 BTC sejak November 2024. Namun, dengan 2,43 juta BTC masih tersedia di bursa, tekanan jual jangka pendek tetap ada meskipun tren jangka panjang terlihat positif.

Harga Bitcoin saat ini menunjukkan pola konsolidasi yang sehat setelah reli panjang beberapa bulan terakhir. Meskipun beberapa metrik tetap bullish, analis mengingatkan bahwa pasar bisa mengalami koreksi jangka pendek jika gagal menembus level resistance krusial. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan teknikal dan data on-chain sebelum mengambil keputusan.

Baca Juga: Sejarah Harga Bitcoin dari 2010 hingga 2025: Dari $0,10 ke $100.000

Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.