Crypto

Harga Bitcoin Terkoreksi Usai Cetak Rekor, Aktivitas Profit Taking Meningkat

Harga Bitcoin mengalami koreksi setelah berhasil mencetak rekor tertinggi baru, memicu peningkatan aktivitas realisasi keuntungan (profit taking) di kalangan investor besar atau whale.

Data on-chain dan indikator teknikal terbaru menunjukkan bahwa aksi ambil untung ini semakin intensif sejak pertengahan Mei lalu.

Pada 22 Mei 2025, harga Bitcoin menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level $111.800 atau sekitar Rp1,823 miliar (kurs Rp16.315 per USD).

Lonjakan harga ini bertepatan dengan terbentuknya pola teknikal golden cross, ketika rata-rata pergerakan harga 50 hari (50-day SMA) melintasi rata-rata pergerakan harga 200 hari (200-day SMA), yang umumnya menjadi sinyal momentum bullish jangka panjang.

Namun, setelah mencapai puncak, banyak investor mulai mengunci keuntungan mereka. Platform analitik Glassnode mencatat bahwa pada 3 Juni, realisasi keuntungan Bitcoin mencapai lebih dari $500 juta (sekitar Rp8,1 triliun) per jam, terjadi tiga kali dalam satu hari—angka tertinggi sejak Februari 2025.

Profit taking yang intens ini menunjukkan para investor memanfaatkan reli harga untuk merealisasikan keuntungan,” tulis Glassnode dalam laporan mingguan yang dipublikasikan di platform X (dulu Twitter).

Glassnode juga melaporkan peningkatan pada metrik Entity-Adjusted Spent Output Profit Ratio (SOPR)—indikator yang mengukur tingkat keuntungan dari semua koin yang dipindahkan dalam periode tertentu.

Versi entity-adjusted menghilangkan transaksi antar dompet milik entitas yang sama, sehingga memberikan gambaran aktivitas ekonomi nyata.

Namun, Glassnode menilai bahwa intensitas profit taking kali ini belum mencapai level puncak pada siklus harga sebelumnya, sehingga pergerakan harga selanjutnya masih belum pasti dan bisa bergerak dinamis.

Tren Penjualan oleh Whale Sejak 2017

Analis Willy Woo mengungkap bahwa aksi jual besar-besaran oleh whale bukanlah fenomena baru. Woo menjelaskan bahwa pemegang besar Bitcoin dengan kepemilikan lebih dari 10.000 BTC telah melakukan aksi jual sejak 2017.

“Sebagian besar Bitcoin mereka dibeli pada harga antara $0 hingga $700 dan disimpan selama 8 sampai 16 tahun,” kata Woo yang dikutip dari Cointelegraph, Selasa (4/6/2025). Dia juga menyebut bahwa meskipun harga Bitcoin kini tinggi, investasi jangka panjang tetap berpotensi besar dalam satu dekade ke depan.

Data menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang dimiliki whale dengan saldo antara 10.000 sampai 100.000 BTC telah menurun sekitar 40% selama delapan tahun terakhir, dari 2,7 juta BTC menjadi 1,6 juta BTC.

Bitcoin Bertahan di Atas Angka Psikologis

Setelah mencapai puncak, harga Bitcoin mengalami koreksi sekitar 5,5%, sempat turun ke level $105.000 (Rp1,712 miliar) pada 3 Juni, kemudian naik sedikit ke $106.800. Namun, harga kembali melemah ke $105.750 (Rp1,725 miliar) pada perdagangan pagi 4 Juni.

Meski terkoreksi, Bitcoin mencatat rekor baru dengan bertahan di atas angka psikologis $100.000 selama 27 hari berturut-turut, mengalahkan rekor 18 hari pada Januari 2025.

Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.