Crypto

Kenaikan Bitcoin ke $111.000: Momentum Sementara atau Awal Bullish Baru?

Momentum bullish Bitcoin sedikit memudar setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di angka $111.000 pada 22 Mei lalu. Hal ini menimbulkan keraguan mengenai keberlanjutan rally yang terjadi. Setelah lonjakan luar biasa tersebut, Bitcoin mengalami sedikit koreksi, dan para analis pun terbagi pendapat tentang apa arti pergerakan harga ini ke depan.

Menariknya, tidak semua pihak yakin bahwa rekor tertinggi baru ini benar-benar mencerminkan kekuatan pasar yang solid. Salah satu suara yang cukup menonjol datang dari Tony “The Bull” Severino, seorang pakar kripto bersertifikat, yang memperingatkan bahwa kenaikan Bitcoin mungkin tidak sekuat yang terlihat di permukaan.

Dalam analisisnya, Tony Severino menilai bahwa breakout Bitcoin ke angka $111.814 belum menunjukkan konfirmasi teknikal yang biasanya menjadi ciri breakout bullish yang valid. Ia mencatat bahwa meskipun BTC/USD mencetak rekor baru, pasangan mata uang kripto utama lainnya tidak mengalami hal serupa.

Breakout Gagal: Tanda Kelemahan, Bukan Kekuatan

Secara khusus, Bitcoin gagal mencapai rekor tertinggi baru jika dihitung terhadap mata uang seperti Euro, Pound Inggris, Yen Jepang, dan Franc Swiss. Hal serupa juga berlaku untuk BTC/XAU, yaitu harga Bitcoin terhadap emas, yang saat ini masih jauh di bawah puncaknya yang mencapai 41 ons per Bitcoin. Saat artikel ini dibuat, pasangan ini hanya berada di kisaran 32 ons, perbedaan signifikan yang menunjukkan bahwa momentum kenaikan Bitcoin lebih terfokus pada Dolar AS saja.

Perbedaan performa ini membuat Severino berpendapat bahwa kenaikan tersebut mungkin lebih merupakan akibat dari pelemahan Dolar AS dibandingkan kekuatan Bitcoin itu sendiri. Menurutnya, breakout bullish sejati akan tercermin di berbagai pasangan mata uang dan benchmark aset lain secara bersamaan. Keraguannya makin kuat dengan melihat pola grafik yang ia bagikan lewat enam panel perbandingan di platform media sosial X. Sebagian besar menunjukkan Bitcoin membentuk titik tertinggi yang lebih rendah atau gagal menandingi level ATH sebelumnya.

Contohnya, Bitcoin yang dihitung dalam Euro masih jauh di bawah puncaknya di €105.890, saat ini diperdagangkan sekitar €93.229. Bitcoin terhadap Yen juga gagal menembus angka 17 juta, dan kini berada di sekitar ¥15,28 juta. Tren yang sama terjadi pada pasangan dengan Franc Swiss dan Pound Inggris, di mana BTC/CHF gagal melampaui 99.254 dan BTC/GBP bahkan membentuk titik tertinggi yang lebih rendah di $78.228. Pola harga ini sulit untuk menunjukkan bahwa Bitcoin benar-benar dalam posisi kuat secara universal, terutama bila diukur dengan mata uang selain USD.

Hati-Hati Menyambut Candle Bulanan Berikutnya

Sebagai kesimpulan, Tony Severino mengingatkan para trader dan investor agar tidak terbuai oleh optimisme dangkal yang kerap muncul saat Bitcoin mencetak rekor baru terhadap USD. Sebuah breakout tunggal, apalagi yang tidak didukung oleh kekuatan lintas pasangan mata uang dan indikator fundamental, tidak selalu menandakan dimulainya gelombang bullish baru atau tren naik yang berkelanjutan.

Menurutnya, penutupan candle bulanan Mei dan pembukaan candle bulanan Juni akan sangat krusial dalam menentukan arah selanjutnya. Jika ketidakpastian saat ini bergeser ke arah bearish, maka secara teknikal Bitcoin bisa kembali menghadapi koreksi yang lebih dalam.

Saat artikel ini dibuat, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $104.850, setelah sempat menyentuh titik terendah 24 jam di $103.832. Ini merupakan pemulihan singkat dari pembukaan candle bulan Juni di angka $104.646.

Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.