Crypto

Harga XRP Bertahan di Level $2, Analis Soroti Potensi Arah Pergerakan Berikutnya

Aset kripto XRP kembali menarik perhatian pelaku pasar setelah bergerak mendekati level psikologis penting di harga $2 atau setara dengan Rp32.516 (berdasarkan kurs Rp16.258 per USD). Level ini menjadi titik krusial yang dinilai sebagai pemicu potensi pergerakan besar selanjutnya, baik ke arah penguatan maupun penurunan.

Menurut analis pasar dari komunitas CryptoInsightUK, penurunan harga XRP ke kisaran $2 bukanlah hal yang terjadi secara acak. Berdasarkan data teknikal dan heatmap likuiditas, area ini merupakan zona konsentrasi order yang tinggi, di mana banyak pelaku pasar menempatkan posisi beli dan jual.

“Masuknya harga ke zona likuiditas ini menunjukkan bahwa banyak posisi long yang terpaksa dilikuidasi. Tapi menariknya, Open Interest justru meningkat,” jelas analis tersebut melalui akun resminya di platform X (sebelumnya Twitter).

Likuidasi Long dan Kenaikan Open Interest Jadi Sinyal Awal

Saat harga XRP menyentuh zona tersebut, indikator likuidasi memperlihatkan lonjakan aktivitas, menandakan banyak trader yang menutup posisi panjang secara paksa akibat tekanan harga. Meskipun demikian, bukannya menunjukkan penurunan partisipasi pasar, Open Interest (OI) justru meningkat.

Peningkatan OI dalam situasi harga yang menurun kerap dianggap sebagai peringatan dini bagi trader short. Jika harga tiba-tiba berbalik arah, maka posisi short bisa dilikuidasi secara besar-besaran, yang dikenal dengan istilah short squeeze—sebuah kondisi yang bisa memicu kenaikan harga secara tajam dalam waktu singkat.

Dukungan Korporat Tambah Kekuatan Fundamental

Di tengah ketidakpastian teknikal, XRP mendapatkan dorongan fundamental dari sektor korporasi. Perusahaan teknologi mobilitas asal Tiongkok, Webus International, mengumumkan alokasi dana sebesar $300 juta (sekitar Rp4,87 triliun) dalam bentuk cadangan XRP. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat layanan pembayaran global real-time mereka.

Selain itu, VivoPower, perusahaan energi global, juga menjalin kemitraan senilai $121 juta (sekitar Rp1,96 triliun) dengan penyedia layanan kustodian kripto, BitGo. Kerja sama ini bertujuan untuk merancang strategi perbendaharaan digital berbasis XRP, menandakan peningkatan adopsi XRP dalam pengelolaan kas korporasi.

Langkah-langkah ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan institusional terhadap XRP, khususnya dalam konteks efisiensi biaya dan kecepatan transaksi lintas negara.

Potensi Reli atau Penurunan?

Analis Egrag Crypto mengemukakan prediksi optimistis bahwa XRP akan mengalami lonjakan harga besar hingga mencapai $46 (sekitar Rp747.868) pada akhir September 2025. Menurutnya, XRP akan lebih dulu mencapai target jangka pendek di $12 (Rp195.096) dan $24 (Rp390.192) sebelum menyentuh level tertingginya.

Namun di sisi lain, analis Bit Guru menunjukkan kehati-hatian. Ia menyoroti bahwa XRP sedang membentuk struktur menurun dengan tekanan bearish yang meningkat.

XRP telah beberapa kali menguji support di $2.10 (sekitar Rp34.141). Setiap kali terjadi pantulan, kekuatannya melemah. Jika support ini jebol, penurunan cepat menuju $2 sangat mungkin terjadi,” paparnya yang kami kutip dari ZyCrypto.com, Minggu (08/06/2025).

Dengan tekanan teknikal dan fundamental yang saling bertolak belakang, level $2 menjadi semacam “medan pertempuran” bagi para pelaku pasar. Jika harga mampu bertahan di atas level ini dan mencatat pemulihan signifikan, maka prediksi bullish berpotensi terealisasi. Namun jika gagal, maka koreksi harga ke bawah bisa berlangsung dalam waktu cepat.

Bagi investor dan trader, beberapa hari ke depan akan menjadi momen penting untuk memantau dinamika pasar XRP. Lonjakan Open Interest, tekanan dari posisi short, dan minat institusional akan menjadi faktor utama yang menentukan arah selanjutnya.

XRP saat ini berada dalam kondisi yang rentan namun penuh peluang. Level $2 bukan hanya angka psikologis, tetapi juga mencerminkan pusat likuiditas pasar yang sedang diuji.

Sementara itu, dorongan dari sektor institusi bisa menjadi bahan bakar untuk reli, jika pasar mampu memanfaatkan momentum.

Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.