Harga aset kripto XRP kembali menjadi perbincangan hangat di komunitas kripto. Sejumlah analis meyakini bahwa XRP memiliki potensi untuk melonjak hingga $10 atau sekitar Rp162.580 (dengan kurs Rp16.258 per USD).
Namun, skenario ini dinilai baru akan terjadi setelah melewati satu fase penting: koreksi harga atau yang dikenal sebagai “flush” dalam analisis teknikal.
Sejak awal tahun 2025, XRP telah menunjukkan kekuatan teknikal dengan bertahan di atas level $2 (sekitar Rp32.516). Harga tertinggi tercapai pada Januari 2025 saat menyentuh $3,40 (sekitar Rp55.277), sebelum terkoreksi kembali. Saat artikel ini ditulis, XRP diperdagangkan di kisaran $2,17 (sekitar Rp35.291).
Kondisi ini menimbulkan dua sentimen di kalangan investor. Di satu sisi, ada optimisme karena XRP berhasil menjaga kestabilan di atas level psikologis $2. Namun di sisi lain, stagnasi harga membuat sebagian pelaku pasar meragukan potensi reli lanjutan.
Analis: Lonjakan Harga Akan Terjadi Setelah Koreksi
Analis teknikal dari Crypto Insight UK memaparkan pandangan yang cukup tegas. Dalam analisis yang dipublikasikan di Tradingview.com, ia menyebut bahwa harga XRP belum sepenuhnya menyentuh area likuiditas yang padat di bawah harga saat ini.
Ia memperkirakan bahwa pasar perlu mengalami satu koreksi tajam terakhir sebelum harga benar-benar melesat ke atas.
“XRP belum turun sedalam yang kami harapkan. Likuiditas terbesar masih berada di bawah harga sekarang. Sampai area itu disapu, reli belum bisa dimulai,” ungkapnya.
Dalam skenario yang ia paparkan, level penting berada di kisaran $1,95 hingga $2,01 (sekitar Rp31.703–Rp32.682), yang dinilai sebagai area penentuan sebelum terjadi lonjakan harga besar.
Menurutnya, setelah fase ini selesai, XRP memiliki potensi kuat untuk meroket hingga $10 (sekitar Rp162.580), seiring dengan terbentuknya pola bullish divergence pada indikator RSI harian.
Sentimen optimis terhadap XRP juga datang dari analis kripto lainnya, EGRAG. Ia menilai XRP berpotensi mengalami lonjakan besar sebagaimana yang terjadi pada siklus tahun 2017 dan 2021.
Berdasarkan pola historis yang melibatkan pergerakan terhadap Exponential Moving Average (EMA) 21-minggu, EGRAG menyebut ada kemungkinan XRP:
- Naik 425% menuju $10 (Rp162.580)
- Lanjut ke $18 (sekitar Rp292.644)
- Bahkan berpotensi menyentuh $27 (sekitar Rp439.551)
Ia memprediksi lonjakan tersebut bisa terjadi dalam rentang waktu antara akhir Juli hingga awal Agustus 2025, mengikuti pola waktu dari siklus sebelumnya.
Sentimen Pasar Masih Campuran
Meski ada potensi besar untuk reli, sebagian analis dan investor tetap mewanti-wanti risiko koreksi jangka pendek. Hal ini tak lepas dari sentimen makro dan geopolitik yang masih memengaruhi pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan adalah ketegangan antara Elon Musk dan mantan Presiden AS Donald Trump, yang berkaitan dengan isu kebijakan fiskal dan rumor seputar kasus Epstein. Meskipun tidak berkaitan langsung dengan XRP, dinamika politik seperti ini kerap memicu volatilitas di pasar kripto.
Momentum XRP di Tengah Minat Institusional
Di tengah ketidakpastian, satu hal yang patut dicatat adalah meningkatnya minat institusional terhadap XRP. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, investor institusi kini lebih aktif mengamati dan memperdagangkan XRP.
Hal ini dinilai sebagai faktor penting yang dapat memperkuat reli jangka panjang, terutama jika XRP mampu menembus resistensi-resistensi utama setelah koreksi.
CryptoBull, seorang pengamat pasar dari komunitas XRP, menegaskan bahwa jika XRP berhasil menembus $10, maka banyak investor lama dan skeptis yang sebelumnya meninggalkan aset ini akan kembali masuk pasar.
“Mereka semua akan kembali saat XRP mencapai $10,” ujarnya di platform X (sebelumnya Twitter).
Meskipun harga XRP saat ini terlihat stabil di atas level $2, banyak analis meyakini bahwa fase konsolidasi ini hanyalah awal dari pergerakan yang lebih besar. Skenario umum menyebutkan bahwa satu koreksi terakhir diperlukan sebelum XRP siap untuk melesat ke level $10 atau lebih.
Namun, seperti halnya semua aset kripto, volatilitas tetap menjadi faktor yang harus diantisipasi. Investor disarankan untuk tetap melakukan analisis mendalam dan manajemen risiko yang baik sebelum mengambil keputusan investasi.
Artikel ini bukan merupakan saran atau rekomendasi investasi. Setiap langkah investasi dan perdagangan mengandung risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan.
