Petenis muda asal Argentina, Solana Sierra, berhasil mencuri perhatian dunia tenis dengan prestasi luar biasa di Wimbledon 2025. Meski berstatus lucky loser, Sierra berhasil menembus babak 16 besar, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya di turnamen Grand Slam ini.

Perjalanan Sierra di Wimbledon kali ini menjadi bukti nyata bahwa kesempatan kedua bisa dimanfaatkan dengan gemilang. Dari gagal di babak kualifikasi hingga menjadi sorotan di panggung utama, kisahnya menginspirasi banyak penggemar tenis di seluruh dunia.

Berstatus lucky loser setelah kalah di babak kualifikasi, Solana Sierra justru menunjukkan performa gemilang di lapangan utama. Pada babak ketiga Wimbledon, Jumat (4/7), ia menaklukkan Cristina Bucsa dari Spanyol dengan skor 7-5, 1-6, 6-1 dalam pertandingan yang berlangsung selama satu jam 52 menit.

Kemenangan ini membawa Sierra ke babak 16 besar Grand Slam untuk pertama kalinya dalam kariernya sekaligus menjadikannya pemain lucky loser pertama dalam era Open sejak 1968 yang mencapai tahap ini di Wimbledon sektor tunggal putri.

Meski sempat kalah telak di set kedua, Sierra bangkit dengan semangat juang tinggi dan menguasai set penentuan. Perjuangannya melawan Bucsa yang berada di peringkat 102 dunia tersebut memperlihatkan bahwa peringkat bukanlah satu-satunya penentu hasil di lapangan.

Dengan posisi peringkat 101 dunia, Sierra membuktikan bahwa peluang kedua bisa menjadi momentum emas untuk menunjukkan kualitas dan kemampuan terbaiknya.

Sejarah Lucky Loser di Grand Slam

Solana Sierra menjadi petenis ketujuh dalam sejarah era Open yang berhasil mencapai babak 16 besar Grand Slam lewat jalur lucky loser, dan yang ketiga dalam tiga tahun terakhir. Statistik ini memperlihatkan tren peningkatan performa pemain lucky loser di turnamen besar.

Beberapa nama sebelumnya adalah Hana Strachonova (Roland Garros 1980), Dana Gilbert (Roland Garros 1982), Nicole Muns-Jagerman (Roland Garros 1988), dan María José Gaidano (US Open 1993) yang juga berasal dari Argentina. Setelah hampir tiga dekade, tren ini muncul kembali lewat Elina Avanesyan di Roland Garros 2023, Eva Lys di Australian Open 2025, dan kini Solana Sierra di Wimbledon 2025.

Iklan

Dengan pencapaian saat ini, Sierra kini menatap babak perempat final sebagai target baru. Belum ada lucky loser yang berhasil melewati babak 16 besar di Grand Slam, sehingga peluang ini menjadi tantangan besar sekaligus kesempatan bersejarah bagi petenis muda asal Argentina ini.

Kepercayaan diri dan daya juang Sierra selama turnamen ini membuka peluang untuk menciptakan sejarah baru di dunia tenis.

Harapan Baru dari Argentina

Sierra juga menjadi kebanggaan bagi Argentina sebagai petenis putri pertama yang mencapai babak 16 besar Wimbledon sejak Paola Suarez pada 2004. Selain itu, ia merupakan petenis putri Argentina pertama yang mencapai babak tersebut di Grand Slam sejak Nadia Podoroska mencapai semifinal Roland Garros 2020 sebagai qualifier.

Bagi dunia tenis Argentina, Solana Sierra adalah harapan masa depan yang menjanjikan. Di usianya yang masih muda, ia menunjukkan potensi luar biasa untuk bersaing dan berprestasi di level tertinggi.

Dari perjuangan di babak kualifikasi hingga menembus 16 besar Wimbledon 2025, perjalanan Solana Sierra adalah kisah inspiratif tentang keberanian, kerja keras, dan kesempatan kedua yang membawa namanya ke panggung dunia.

Sumber: sumbar24.com